1/05/2012

Kamu dan Harapanku


Kisah macam apa ini Tuhan? Kadang aku suka bertanya seperti itu saat kamu datang kembali. Datang dan pergi, ya... itulah kamu dan hidupmu menari-nari dihidupku. Sering aku berpikir apakah aku hanya sebagai “penggembira” dalam hidupmu, ataukah kamu hanya ingin memastikan aku masih hidup atau tidak. Pasti salah satu hal ini pernah kamu pikirkan, bisa jadi malah keduanya,, heheheh

Ini sangat lucu, polanya selalu seperti ini. Dan kamu sedikitpun tidak bisa membuatku beranjak dari tempatku berdiri sekarang. Aku harus bertindak, tapi apa yang bisa kulakukan saat melihat polanya seperti ini? Datang... lalu hilang...

Mungkin kamu belum yakin, jadi aku tidak boleh menghakimi apa yang sekarang kamu lakukan padaku. Kamu juga dalam kesulitan sekarang, hatiku berkata “mengertilah”,, ya hanya dengan mengerti aku bisa sedikit melupakan sakitnya.

Aku bilang, selalu aku katakan ini “carilah yang terbaik”, karena aku merasa tidak lebih baik dari pilihan lain untukmu. Tapi kamu dengan segala hal yang tersirat selalu berusaha mengatakan bahwa “kamulah orangnya”. Jujur ini lebih sakit dibanding saat melihatmu selangkah demi selangkah berjalan maju mendahuluiku.
Tiap kakiku selangkah mengejarmu, kamu selalu mundur dua langkah, selalu seperti itu...

“Yakinkan hatimu dulu, kemudian datang padaku. Aku masih di tempat yang sama, tempat pertama kalinya kamu menjemputku. Apapun yang kamu katakan nanti, aku akan mendengarkan dan memahamimu meskipun mungkin hatiku sendiri yang terluka”.

"Jika yang kamu ambil bukan aku, jangan segan untuk berkata bukan agar aku tidak menunggumu lagi, segera setelah mendengar kalimat itu aku akan mengubah haluan hatiku agar tidak mengharapkanmu lagi".
Kamu memang harapanku, namun Tuhan mungkin punya kehendak lain untuk kita. sampai kamu berkata "ya" atau "tidak" aku akan tetap disini...


No comments:

Post a Comment