hari ini gue bener2 berada dipuncak kekesalan dan kebencian. gue gak ngerti kenapa ada orang yang sebegitu lelet dan gak kreatif kaya gitu. dia memang sempurna, pertama kali lihat dia pasti terkagum kagum,, cuma masalahnya kenapa rasa itu jadi berubah setelah makin dekat ???
bahkan sampai hal2 kecilpun dia gak ngerti,, oh... mungkin lebih tepat kalo gue bilang mereka yaaaaa....
selalu menampakkan wajah innocent,, memelas,, perlu dikasihani,, haaaahhhh,,,, gue bener2 benci sama kalian !!!! gue gak nyangka kalian tega kaya gini sama gue. orang yang gue hormati ternyata cuma kaya gitu,, OMG
Tuhaaaannnn,,,, kalo aja hari ini gue bisa teriak, pengen banget gue teriak sambil nangis didepan mereka. gue capek, kalian tau gak sih ???? dengan muka innocent yg selalu jadi tameng kalian, kesannya kenapa jadi kaya gue yang jahat banget sama kalian, kenapa ??? kenapa harus gue ??? kenapa kalian kaya gini sih ???
haaaaaahhhhhaaahhhh,,,, pengen banget ketawa kalo inget ada yang suka sama lo ??? gue selalu berusaha menyembunyikan lo,,
and hello Mr. X yang lagi tergila2 dan galau sama nih orang,, please look at her so deeply again. I don't care with your feeling, I don't respect with you, dan jujur aja ya gue bosen denger lo nanya2in dia, but why she must her ??? whyyyy ??? karena dia cantik ?? karena dia sempurna ?? wooyyyy...... bangun man,, kehidupan itu harus balance, dunia dan akherat, you know ???
dan sekarang gue udah bener2 nge-black list lo ,, kalo ada apa2 gak akan gue ngijinin lo nyentuh semua. muka innoncent kalian udah gak mempan buat gue,, ngerti ???!!!!
cukup buat hari ini Tuhan,, hati hamba sudah terlalu benci hari ini, hati hamba sakit.
12/06/2011
12/04/2011
Desember ini masih sama, sama-sama hujan
"Bagaimana aku bisa mencari orang sepertimu?"
Hujan selalu menyimpan tanda tanya. Kadang, hujan bisa juga menjadi jawaban. Dia membisu, datang malu-malu, tanpa isyarat dan kata, tiba-tiba dia mengguyur saja sesukanya, seenak hatinya. Seringkali hujan disalahartikan sebagai pembawa duka, sebagai sebab seseorang mengingat kenangannya, sebagai terdakwa yang menyebabkan seseorang takut akan takdirnya. Hujan buatku adalah penenang dalam kerinduan, pembawa air mata, dan pengingat rasa kehilangan. Selalu saja, sesuatu yang harus seseorang lupakan adalah sesuatu yang justru jauh tersimpan begitu dalam, kenangan.
***
Seorang pria, sederhana saja. Senyumnya menyimpan banyak tanda tanya, tatapannya mengganggu laju kerja otak, dan gerak-geriknya memaksaku agar tidak melewati setiap inci perpindahannya. Lalu, semua terjadi begitu saja. Saat sapa lembutnya menjaring nyata menyentuh gendang telinga, saat percakapan kecil yang tercipta berubah menjadi deretan narasi nyata, aku dan dia, mengalir begitu saja, seperti curah lembut hujan yang jatuh ke permukaan. Sederhana sekali, cinta memang selalu menuntut kesederhanaan.
***
Dia mengajariku banyak hal. Cara menari dalam hujan, cara tertawa dalam kesedihan, cara menghargai perbedaan, dan cara bermimpi walau dalam kemustahilan. Seringkali aku menatapnya dalam-dalam, menyelami sejuk matanya, tercebur dalam hatinya, lalu terpeleset dalam aliran darahnya. Aku sangat ingin menjadi bagian dalam setiap detak jantungnya, aku ingin ikut berhembus saat helaan nafasnya. Tapi, apa semua ingin dan harapku akan menyentuh kenyataan? Inilah yang disebut mimpi, selalu terlalu tinggi. Tahu-tahu, sosok dia menjadi sangat penting dalam setiap bangun pagi hingga tidur malamku. Sedetik, semenit, sejam, seharian, hanya dia saja yang begitu rajin menghampiri otakku. Aku ragu kalau dia tak punya kerjaan lain selain mengganggu pikiran dan imajinasiku. Ah, kala itu, cinta tak lagi menjelma menjadi sesuatu yang sederhana, berangsur-angsur tingkatannya berbeda, hingga ia menjelma menjadi dua kata, luar biasa. Perasaan itu tak lagi sekedar teman biasa, atau asisten praktikum, atau kakak tingkat, tapi dia berevolusi menjadi lebih dari itu semua.
***
Aaa! Hujan ternyata masih jadi peran antagonis, dia kembali mengingatkanku padamu! Kamu yang setahun ini meninggalkanku tanpa pamit, tanpa ucapan selamat tinggal, tanpa isyarat dan pengungkapan. Ah... berdosakah aku kalau masih saja memikirkanmu? Setahun lalu, hanya kau saja yang mengajariku menghargai rintik hujan, menghargai deras rindunya, menghargai butir-butir kenangan halusnya. Hujan kali ini, dia benar-benar mengingatkanku pada rasa kehilangan, tentu saja rasa yang begitu dalam. Hilang? Saat aku berniat untuk mencari, pasti aku akan menemukan. Tapi, bagaimana aku bisa mencari orang sepertimu? Dimana aku bisa menemukan seseorang yang mau berjanji untuk tidak meninggalkanku?
***
Desember, ya Desember, kamu pernah bawa aku ke bulan ini. melewati tanggal demi tanggal membuat kita semakin dekat (dulu aku merasa begitu), hingga akhirnya kini kamu lenyap. Ya... aku masih sangat jelas mengingatnya. Andai kamu tahu isi hatiku, tak apa jika tak bisa terus bersamamu setiap hari, karena melihatmu tersenyum padaku saja sudah cukup bagiku. Aku bisa menunggumu sampai waktu itu, aku bisa.
Dan entah kenapa aku tetap mengagumimu dan mencintaimu dari sini, hingga kini ...
dwitasari.blogspot.com
dwitasari.blogspot.com
Subscribe to:
Posts (Atom)